Sabtu, 24 Oktober 2009

SEPUCUK SURAT BIRU

Pagi hari yang cerah membuatku semangat melakukan aktivitas, segera ku menuju garasi, ku ambil motorku dan ku bawa ke kampus, namaku adalah Nur Husna Fitriani, umurku 22 tahun, aku adalah seorang mahasiswa yang beruntung Karena masuk ke universitas yang aku inginkan, di perjalanan aku tersenyum melihat kanan dan kiri hamparan sawah yang luas, angin sejuk manghantarkanku secara tak sadar telah sampai di kampus.
Waktu demi waktu ku jalani waktu di kampus, jam demi jam, menit berganti menit, detik berganti detik, ak terasa aku sudah mau pulang, ketika di tengah perjalanan, aku berhenti, aku melihat hamparan sawah, ku teringat akan seseorang yang kini ku kagumi, fikar al-fathoni, seorang muslim yang kuat akan agamanya, dia telah mengambil hatiku, air mataku mengalir, aku mengharapkannya, tapi kini ku sadar, aku hanyalah seorang perempuan yang hanya bias menunggu, air mata ini semakin deras, aku mencintainya…
Hari demi hari, waktu terus berjalan dan tak pernah berhenti hingga pada takdirnya, suatu ketika, aku sedang ngobrol dengannya, tiba-tiba aku bertanya padanya “temanku, aku ingin bertanya sesuatu padamu?” , “apa yang mau kamu tanyakan?” jawabnya dengan rasa penasaran. “jika seandainya ada seseorang yang kamu cintai, lalu ia bersamamu, apa yang akan kamu lakukan? Tanyaku, “aku akan menjaganya sebagaimana landak menjaga dirinya denagn kulitnya yang tajam, hingga tak ada binatang satupun yang bias menyerangnya” jawabnya, aku sejenak tertegun memikirkan apa yang dimaksudnya. Tapi tak apa, aku akan mencari tau maksud dari apa yang di ucapkannya.
rasa ini semakin tak sabar untuk memilikinya, hati ini tak kuasa menahannya, rasa inipun takut akan kehilangannya, suatu ketika aku berangkat ke kampus, di tengah jalan aku melihat segerumulan orang, aku berhenti dan melihat mengapa banyak segerumulan orang, ternyata…..masyaALLAh itu fikar, dia menjadi korban tabrak lari, segera ku membawanya ke rumah sakit, ku tunggu sekitar setengah jam, dokter keluar dari ruang UGD, aku bertanya kepada dokter tentang keadaan fikar, teryata fikar tak bias di selamatkan, air mata ini tak bias ku tahan, aku mengambil handphoneku, segera ku beri tahu ke orang tuanya fikar bahawa ia telah tiada.
Ketika orang tuanya dating, segera ku memeluk ibunya, kami menangis kencang, kehilangan seseorang yang kami cintai, begitu juga ayahnya fikar, ketika itu, aku di berikan surat beramplop warna biru, katany ibunya fikar, ini adalah isi hatinya yang ia sering ceritakan kepeda ibunya, meskipun sudah kuliah, fikar tetaplah menjadikan ibunya sebagai tempat curhat, ku buka surat itu, dank u baca.
Perempuan yang aku sayangi
Adalah pencinta agama Tuhannya
Yang mengalir rasa cinta.. takut dan harap
Terus menguasai perjalanan kehidupannya
Dari waktu ke waktu
Sehingga perjanjian antara jasad dan nyawanya berakhir
Perempuan yang aku rindui
Adalah yang di mata dan wajahnya
Terpancar sinar nur ilahi
Lidahnya basah dengan zikrullah
Sentiasa muraqabah
Setiap waktu sibuk membaiki diri
Di sudut hati kecilnya sentiasa membesarkan Allah
Perempuan yang aku dambai
Yang mendekatkan hatiku yang jauh dari Allah
Ketika aku di sana dilamar duniawi
Hadirnya memperkasa Akhiratku
Sewaktu aku alpa dan leka
Lembut manjanya mentazkirah diri
Di kala aku disapa bahana
Belai kasihnya menginsafkan naluri
Perempuan yang aku kasihi
Yang bersyukur pada apa yang ada
Yang bersabar pada apa yang tiada
Cinta pada hidup yang sederhana
Demi kebahagiaan abadi di sana
Perempuan yang aku sukai
Menjadi dian pada dirinya sendiri
Yang menjadi pelita untuk putera-puteriku
Yang bakal dilahirkan
Untuk menyambung perjuanganku
Menegak kalimah Allah
Mendaulat perjuangan suci Junjungan Mulia
Perempuan yang aku impi
Adalah perempuan yang luhur haqiqi
Muslimah yang setia sejati
Mu’minah yang taat pada Ilahi
Nur Husna Fitriani, dialah orangnya..

Aku menangis, langsung memeluk ibunya fikar dengan erat, air mataku mengalir deras, ternyata selama ini dia juga mencintaiku, tak lama jenazahpun di bawa ke liang kubur, ketika jenazah diturunkan ke liang kubur, aku manangis, benar-benar tak bisaku tahan, dalam hatiku berkata dan berdo’a, fikar, selamat jalan, ya ALLAH, pertemukanlah kami di tempat yang engkau agungkan, yaitu surga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar