Jumat, 25 September 2009

PELANGI JINGGA

Hujan baru saja reda ketika aku keluar untuk pergi bersama teman-temanku. Aku pun melangkahkan kakiku ke garasi yang berada di samping rumahku untuk mengambil motorku. Kemudian, tanpa sengaja aku mendengar teriakan bahagia anak-anak kecil yang melihat pelangi. Mungkin ini biasa terjadi setelah hujan turun tapi pelangi ini mengingatkanku pada seseorang yang pernah menempati hatiku beberapa tahun yang lalu. Dialah seorang muslimah yang meberiku arti cinta. Dialah sahabatku. Namaku adalah Binar ar-rizqullah aku biasa dipanggil Binar. Aku adalah seorang ikhwan berusia 23 tahun, 2 tahun yang lalu ketika aku masih kuliah aku mengenal seorang akhwat yang bermata indah, berparas cantik, dan bertutur bahasa sopan. Dia bagaikan pelangi yang diberikan ALLAH di setiap kesulitan yang ku hadapi. Warna-warni hidupnya memberikan arti tersendiri bagiku dialah Jingga arkania altharizky .
Jingga adalah seseorang dengan senyum yang manis, rupa yang menawan, dan hati yang baik. Dialah orang yang selalu membuatku tersenyum. Semua lelah dan gelisah hilang setelah melihatnya terutama ketika melihat matanya yang indah. Banyak kenangan manis yang aku lalui bersamanya.
5 tahun yang lalu aku mengenal Jingga dan sejak 5 tahun yang lalu bayang-bayang Jingga selalu menghantuiku. Wajahnya yang cantik dan akhlaknya yang baik. Ingin rasanya aku menjadikannya kekasih yang menemaniku di setiap malam minggu. Tapi, aku sadar aku tidak boleh melakukannya karena itu merupakan larangan besar dalam agama yang kuanut.
Matahari memancarkan sinarnya dengan sangat terang pada tanggal 19 Januari 2006. hari itu adalah hari pernikahan sahabatku Ilham. Sahabatku itu sangat terlihat tampan di hari sakralnya. Dia bersanding dengan seorang wanita sholehah yang dia kenal sejak 1 tahun yang lalu. Saat melihat wajah ilham yang bersinar di hari bahagiamya tiba-tiba aku teringat Jingga. Mungkinkah suatu saat nanti aku akan bersanding dengan wanita sholehah itu. Akupun bermimpi sejenak “Binar dan Jingga”mungkin itu adalah nama yang cocok untuk disandingkan di undangan pernikahan. ah..mudah-mudahan saja ALLAH memberikan dia untukku.
Seminggu pun berlalu aku dan Jingga masih menjalani hubungan sebagai sahabat. Dan pada siang hari yang panas di bulan Januari aku bertanya pada Jingga “sahabatku Jingga, apakah ada keinginan di masa kecilmu yang belum terpenuhi ?”. Jingga menjawabnya dengan senyum manis di bibirnya “ada satu keinginanku di masa kecil yang sampai sekarang belum terpenuhi"aku pun kembali bertanya”apa itu sahabatku ?” senyum manisnya pun kembali mengembang dia pun menjawab “pelangi Binar, aku ingin melihat pelangi. Pelangi membuatku rindu kepada ALLAH, warna pelangi yang indah membuatku begitu rindu akan cinta-NYA. Aku ingin kembali kepadanya, merasakan kasih-NYA. Aku ingin bertemu dengan-NYA seperti aku ingin melihat pelangi.”aku tertegun mendengar penuturan jingga, apa maksud jinnga sesungguhnya ? aku benar-benar tidak mengerti mengapa ia berkata demikian. Sudahlah biar itu jadi tanda tanya besar di benakku.
Pada bulan April aku harus pergi ke Malang untuk menjenguk kakekku yang sakit aku harus meninggalkan kota Jakarta dalam beberapa hari. Dan aku juga harus jauh dari Jingga dalam beberapa hari.3 hari aku berada di kota malang virus rindu menyerangku. Keesokan harinya aku pulang ke Jakarta aku sangat tak sabar ingin bertemu Jingga. Sebelum pulang ke rumah aku mampir dulu ke rumah Jingga di tanganku telah ada boneka pelangi yang aku beli di Malang yang akan ku berikan pada Jingga.
Ketika aku sampai di rumah Jingga darahku seakan berhenti mengalir. Ku lihat ada bendera kuning di halaman rumah Jingga. Akupun melangkahkan kakiku ke dalam rumah. Di dalam rumah ku lihat kedua orang tua Jingga menangis tersedu-sedu. Aku pun menghampiri mereka dan, ayah Jingga memelukku dan berkata “Jingga sudah tidak ada nak, dia sudah pergi menghadap illahi”. Aku tidak dapat berkata apa-apa lagi nafasku seakan berhenti. Ayah Jingga pun menyerahkan amplop merah jambu kepadaku beliau pun berkata padaku “ini ada titipan dari Jingga ,sebelum dia meninggal dia menitipkan ini pada bapak katanya tolong di sampaikan kepadamu”.
Ketika aku sampai dirumah segera kubuka amplop merah jambu dari Jingga yang berisikan surat dari
Assalamualaikum.wr.wb.


Kepada orang yang kucintai
Di bumi ALLAH


Wahai zat yang penuh cinta
Sunnguh aku sangat merindukan-MU
Aku ingin kembali dalam pelukan-MU
Engkaulah yang kucinta seumur hidupku
Wahai zat selalu ku rindu
Aku sangat mencintai-MU
Aku ingin tidur dalam belaian kasih-MU
Aku ingin ada dalam ridho-MU selalu
Yaa rabbi…
Bawalah aku dalam indahnya cinta-MU
Dekap aku dalam kasih-MU selamanya


orang yg mencintaimu


(jingga arkania altharizky)
Air mataku bercucuran dengan sangat deras beriringan dengan hujan yang sangat deras. Ku sadari jingga sangan menyayangi penciptanya. Dan ALLAH pun sangat menyayangi jingga. Dia pun mengambil jingga dan memberinya kehidupan penuh cinta yang telah ia dambakan selama ini.Setelah hujan reda aku berlari keluar. Akupun melihat pelangi dengan keindahannya yang merona. Tiba-tiba aku teringat akan Jingga akupun menangis ketika melihat pelangi seraya berdoa kepada ALLAH “ya ALLAH berikanlah Jingga berjuta cinta darimu, bawalah dia dalam kesempurnaan kasihMu, balaslah semua cintanya padaku dengan dekapan sayangMU, dan padamu pulalah ya ALLAH aku mohon berikan dia pelangi cinta sebagai hadiah dari kesabarannya.
Kupandangi pelangi dengan segala keindahannya. Aku yakin jingga pasti telah ada dalam kenikmatan cinta-NYA , menyelami lautan kasih-NYA dan merasakan indaghnya pelangi cinta yang diberikan ALLAH kepadanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar